Monday, August 16, 2021

Zaman Sekarang, Semua Judul Haruslah Kalimat Yang Panjang

August 16, 2021 0

Sepertinya di zaman yang sekarang ini semua bentuk karya sastra haruslah panjang-panjang untuk menarik perhatian. Jikalau zaman dulu, semua judul merupakan satu atau pun dua kata yang merupakan sebuah frasa, zaman sekarang ialah kebalikannya. 




Judul zaman dulu seperti mau mempertegas sebuah karya, judul zaman sekarang semacam mau menjelaskan sebuah karya. Yaa.. semacam konflik dalam sinema yang padahal intinya sekedar masalah komunikasi. Tinggal duduk, lalu ngopi, jelasin dikit dan masalah terselesaikan hhhhh


Coba saya sebutkan judul-judulan yang panjang-panjang yang menurut saya menarik, ini yang saya tahu aja lho, kalo gatau ya gapapa, gakada yang menyalahkan saya juga toh? 


I'm Thinking of Ending Things

Perihal Cinta Kita Semua Pemula

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash)

Seekor Anjing Ditabrak Honda Astrea Dini Hari Tadi


Dari sedikit judul yang saya sebutkan tadi sepertinya bisa ditarik benang merahnya? apa hayo? yo, ndak tahu kok tanya saya?

Judul-judul di atas semacam kalimat ringan yang kita temui setiap hari, makanya terasa tak asing tetapi menarik.


Saya jadi kepikiran puisi karya Pak Sapardi berjudul Hujan Bulan Juni sepertinya jika mengikuti trend saat ini akan menjadi Tak Ada yang Lebih Tabah Dari Hujan Bulan Juni hehehe

Friday, July 23, 2021

Words Bubble Up Like Soda Pop [Review Film]

July 23, 2021 0

Words Bubble Up Like Soda Pop Artwork

Berawal dari melihat reviewnya di twitter, aku langsung tertarik karena melihat visual animasinya yang berbeda daripada anime pada umumnya. Dan ketika beberapa detik awal menonton, aku langsung suka dan berkeinginan untuk membuat kolase. Dan jadilah Words Bubble Up Like Soda Pop Artwork ini. Jadi, gimana sih alurnya? gimana sih reviewnya? Let's check it out!


Sinopsis

Bercerita tentang Cherry, seorang lelaki remaja yang menyukai haiku (semacam puisi Jepang, kamu gak perlu terlalu paham, seiring berjalannya cerita kamu akan ikhlas mencernanya). Lelaki ini selalu menggunakan headphone kemana saja dengan alasan tidak terlalu suka suara bising dan tentu saja tidak lain dan tidak bukan karena dia introvert, makanya pake headphone biar gak diajak ngobrol orang.


Cherry kemudian tidak sengaja bertemu dengan Smile, seorang gadis imut, lucu, kawaiiiiii (sudah pasti tipikal basic japanese movie) yang kegiatannya adalah menjadi influencer yang suka live streaming sana-sini.


Ketidaksengajaan pertemuan tersebut membuat mereka melangkah ke tahap selanjutnya. Ya! PDKT! Kemudian bagaimana cerita selanjutnya? Just watch the movie dude.


Review

Karena aku manusia visual tentu saja yang dilihat ialah gambarnya dahulu. Aku sangat suka dari segi visualnya yang berbeda dari film animasi lainnya. Film ini menggunakan color palette yang sungguh cerah nan menyegarkan sekali. Laiknya permen karet yang manis dan saya ingin menggigitnya.


area pertokoan diberi color palette yang berbeda-beda,
warna cerah nan menggemaskan 


Selain color palette yang menyegarkan, detail pattern pada warna area bayangan juga sungguh menyenangkan mata. Seperti detail pattern pada film into the spiderverse. Damn that detail bro!!!


detail pattern pada area bayangan

detail pattern pada area bayangan


Dari segi music scoring film ini memanjakan kamu-kamu yang suka dengar lofi dan asmr. Sebagian besar dalam film diisi dengan music lofi dan juga suara-suara asmr yang renyah sekali didengar.


Dari segi alur tentu nyaman untuk dinikmati dan juga lucu, imut, kawaiiii yang membuat kamu merasa uwuwuw sekali. 


Jadi kira-kira begitulah reviewnya. Aku menyukai film ini lebih ke sisi visualnya, untuk alurnya ya so so lah. 


Rate : YA-MA-ZA-KU-RA/10

Thursday, July 22, 2021

DI PERLINTASAN KERETA API ADA SEORANG ANAK LAKI-LAKI

July 22, 2021 0

 


Di perlintasan kereta api

Ada seorang anak laki-laki

Bertopi merah

Bermasker biru

Dan jaket kebesaran yang menunggu satu dua tahun lagi untuk badannya bertumbuh 

Ia membawa gawainya

Yang kameranya banyak hitam bulat-bulat seperti biji-biji boba

Ada kereta datang

Sang anak laki-laki bersiap

Mengangkat kedua sikunya dan membentuk sudut 90 derajat

Ada kereta datang lagi

Ia melambaikan tangannya

Mengangkat topinya mempersilahkan kereta lewat

Kereta sudah tidak lewat lagi

Ia pulang bersama ibu bapaknya yang telah menunggunya dari tadi

Kira-kira 3 meter dari perlintasan kereta api

Begitulah kegiatan anak & kedua orang tuanya

Menghabiskan waktu di sore hari dekat Stasiun Wonokromo dan Pintu Air Jagir

Thursday, November 14, 2019

SEMEN [Esai Critical Context]

November 14, 2019 0

S E M E N


Material ini yang sangat signifikan yang saya alami perubahannya dalam pikiran saya. Memasuki perkuliahan arsitektur merupakan sebagai pengantar menuju dunia arsitektur. Saya bagai manusia yang baru saja keluar dari sebuah gua dalam Teori Gua menurut Plato. 


Bagi orang awam semen dijadikan material pelapis dinding, material yang belum mencapai titik sempurna sebelum ia dilapisi dengan cat. Saya pun mengamini pernyataan tersebut sebelum memasuki dunia arsitektur.

Saya sekarang telah memasuki dunia arsitektur, mengalami arsitektur itu sendiri, mendapatkan perspektif baru jikalau semen bisa menjadi material sempurna, bisa berdiri sendiri tanpa harus diiringi (dilapisi) dengan cat. Semen material sempurna yang diiringi dengan kata “unfinished”.

Dan seperti Teori Gua dari Plato, orang yang keluar gua kembali lagi menuju gua untuk memberi tahu kawannya. Saya telah memasuki dunia arsitektur dan ingin memberitahukan orang-orang gua (keluarga saya) kalau semen adalah material sempurna. Dan benar saja, keluarga saya masih belum menerima semen ialah material sempurna, material terakhir untuk dinding. Sama seperti orang-orang gua yang menganggap dunia luar gua itu tidak ada, orang gua itu nyaman dengan kondisinya di dalam gua.

Renovasi rumah berjalan seperti kemauan orang tua saya, dilapisi cat, berwarna, karena ingin terlihat mencolok. Agar para tetangga tahu kalau rumah ini ada dan baru.




Tulisan ini merupakan esai yang saya ikut sertakan sebagai syarat untuk mengikuti seleksi program Critical Context Unit Surabaya 2019.
Unit Master : Pak Defry & Pak Endy 
Tema : Monokromatik Tektonik

Monday, November 11, 2019

Social Anxiety Artwork

November 11, 2019 0
Dalam ruang kelas kamu sedang membacakan cerpen yang kamu buat. Berdiri di hadapan kawan dan juga guru. Matamu mulai menatap mereka yang duduk memusatkan perhatian. Kamu pun menjadi kikuk dan malu untuk melanjutkan.

Terpaksa kamu hanya membaca teks yang ditulis tanpa memberikan pandanganmu ke mereka. Kamu merasa pekerjaanmu tidak ada apa-apanya. Kamu merasa sedang dinilai oleh mereka dan dalam pikiranmu terputar adegan mereka mengomentari tugasmu.

Cerita tersebut merupakan kenangan ketika SMA dan saya beneran grogi baca cerpen di depan kelas.

Fobia Sosial
Saya sendiri membuat ini karena saya terkadang merasa malu jika berada di depan umum, takut dinilai oleh orang. Tapi terkadang saja rasa ini menghilang dan tergantikan rasa antusias ingin berbicara di depan umum karena merasa benar-benar siap dengan apa yang ingin diutarakan. Saya sekarang sudah berkembang. Tidak lagi menjadi seperti saya saat SMA. Seorang yang kikuk berdiri di depan kelas.


Jika diberi penjelas kira-kira makna dari artwork tersebut seperti ini.
  • Posisi orang di tengah ialah orang yang mengalami kecemasan. Ia tidak kuat dengan tatapan dan ucapan sekitarnya sehingga menutup kupingnya.
  • Orang tersebut menjadi meleleh, kehilangan tubuhnya karena hilang kepercayaan diri.
  • Mata dan mulut di sekitar merepresentasikan orang-orang yang memandang dan mengucapkan komentar yang memunculkan kecemasan.
  • Tangan menggerayangi wajah ialah penekanan bahwa orang tersebut benar-benar merasa tertekan akibat orang sekitar.
Artwork ini saya buat dikala senggang sekaligus menjawab pertanyaan di Quora "Jika kamu bisa menggambarkan penyakit mental dalam sebuah gambar, seperti apa gambar itu?"

Jika dibuat langkah seperti ini.
1. Membuat base wajah. Dibuat abstrak tak memiliki unsur wajah seperti normalnya. Saya sendiri tidak menyimpan gambar dasarnya yang berisikan wajah. Lupa. hehe
2. Mengganti wajah dengan ekspresi danbo agar terlihat menjiwai kecemasannya. 


3. Hasil akhir aslinya berwarna biru seperti ini namun tidak terasa suramnya. Setelah itu saya coba kasih efek color look up dan ternyata hasilnya bagus seperti gambar pertama di atas.


Kira-kira begitulah cara saya membuat ilustrasi tentang penyakit mental, ilustrasi mengenai fobia sosial (Social Phobia).

Terima kasih telah membaca.

Ikut-ikut


@bilasahil


Follow Me


bilasahil 2010-2021. Powered by Blogger.